(OPINI) – Masyarakat abad ke-21 sekarang ini perlu dipersiapkan menjadi pemimpin masa depan yang memiliki kreativitas dan bekerja secara produktif untuk mampu memenuhi kebutuhan dan tantangan dunia ini. Mereka harus menguasai keterampilan, pengetahuan, dan sikap untuk menghadapi dunia yang telah berubah begitu dramatis. Untuk menghadapi tuntutan itu peran pendidikan menjadi sangat penting.
Pendidikan di masa ini tidak hanya mengajarkan keterampilan tradisional tetapi juga harus mendorong pembelajar untuk mampu berpikir kritis, komunikatif, kolaboratif, kreatif dan terbuka terhadap beragam interpretasi dan kontroversi.
Dengan pendidikan literasi membacalah kemampuan tersebut dapat teraktualisasikan. Dengan literasi membaca seseorang akan terampil dalam menghadapi kegiatan sehari-hari dari yang dianggap remeh sampai kegiatan penting untuk kelangsungan kehidupan nyata yang cendekia, yaitu kehidupan yang beradab, cerdas, aman, dan sejahtera. Sayangnya, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan kemampuan literasi membaca anak-anak Indonesia, terutama anak-anak sekolah menengah pertama yang sering pula menjadi sumber data penelitian lain memang masih rendah, walaupun tidak terlalu buruk .
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Agar bisa membaca seorang individu harus dapat menguasai banyak faktor kemampuan membaca, baik yang berkaitan dengan faktor psikologis membaca, maupun faktor komponen dasar membaca. Komponen-komponen tersebut harus terjalin erat dalam proses pembelajaran membaca agar pembelajar mampu merangkum, mendiskusikan, mensintesis, mengevaluasi, menganalisis, dan menginterpretasikan materi yang mereka baca. Akan tetapi, ternyata untuk menghadapi tantangan abad ke-21 pembelajaran membaca harus lebih mengandalkan aksioma praktis. Artinya perlu dikuasainya literasi membaca yang mumpuni untuk digunakan dalam kehidupan dunia nyata yang cendekia daripada untuk menginterpretasikan isi teks semata.
Halaman : 1 2 3 4 Selanjutnya