BANDUNG — Daop 2 Bandung terus meningkatkan kewaspadaan menghadapi curah hujan yang semakin meningkat. Berbagai langkah antisipatif dilakukan untuk meminimalisasi gangguan terhadap perjalanan kereta api seperti banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang.
“Kami selalu berkomitmen untuk terus bersiaga dan melakukan perbaikan jalur agar perjalanan kereta api di Wilayah Daop 2 Bandung senantiasa lancar dan selamat,” ujar Executive Vice President Daerah Operasi 2 Bandung Takdir Santoso.
Salah satu upaya antisipasi yang dilakukan dalam penanganan erosi adalah dilakukan perkuatan lereng dengan metode bio-engineering/vegetatif dengan memanfaatkan tanaman akar wangi atau vetiver. Tanaman ini memiliki akar serabut yang tumbuh lurus (bukan menyamping seperti tumbuhan rumput pada umumnya), akar yang dalam berfungsi untuk stabilitas tanah sedangkan akar dengan susunan yang tebal dan rapat berfungsi untuk menyebarkan air, menahan sedimen dan sangat tahan terhadap berbagai macam bahan kimiawi untuk rehabilitasi lahan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Takdir mengatakan, Daop 2 sendiri sudah melakukan metode bio-engineering ini di Km 124+4/5 jalur hilir petak Rendeh-Plered. Hingga saat ini sudah tertanam sebanyak 2000 buah rumput akar wangi di daerah tersebut. Takdir melanjutkan, tidak menutup kemungkinan di berbagai wilayah lain yang rawan erosi juga ditanam tanaman serupa.
Untuk penanganan banjir, Daop 2 Bandung melakukan normalisasi saluran air dari sumbatan sampah serta membuang lumpur keluar ruang milik jalan (Rumija) jalur kereta api. Selain itu, Daop 2 juga melakukan sterilisasi jalur dari pepohonan dengan melakukan pemotongan dahan pohon yang mengarah ke jalur untuk menghindari terjadinya pohon tumbang di jalur rel yang dapat mengganggu perjalanan kereta api.
Penulis : Adi
Editor : Dhardiana
Halaman : 1 2 Selanjutnya