”Jangan buat Imunisasi sebagai program yang eksklusif, harus menjadi gerakan yang sifatnya inklusif. Supaya kepemilikannya ada di seluruh ibu-ibu Indonesia. Bukan kepada Gubernur atau Bupati tetapi kepada seluruh ibu hamil di Indonesia. Yang dia akan merasa bersalah kalau anaknya tidak di imunisasi. Kalau kita bisa mengedukasi dan meyakinkan ibu-ibu, ini akan menjadi gerakan yang sukses,” jelasnya.
Direktur Utama Holding BUMN Farmasi, Honesti Basyir menyampaikan, masyarakat perlu terus diberikan kesadaran akan pentingnya imunisasi dalam upaya meningkatkan Kesehatan nasional.
”Peringatan Pekan Imunisasi Dunia ini merupakan salah satu momentum yang baik untuk kembali meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya imunisasi, terlebih Covid-19 telah mengakibatkan cakupan imunisasi rutin lengkap anak menjadi rendah. Jika dibiarkan, akan berdampak pada munculnya outbreak penyakit yang sebenarnya dapat dicegah dengan imunisasi,” papar Honesti.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Honesti menguraikan, Bio Farma telah lebih dari 130 tahun mendukung program imunisasi nasional dengan memenuhi kebutuhan vaksin untuk masyarakat Indonesia. Pada tahun 2022 Bio Farma telah mendistribusikan lebih dari 178 juta dosis vaksin untuk imunisasi bagi bayi, anak usia sekolah, dan wanita usia subur.
”Selain memenuhi kebutuhan vaksin dalam negeri, Bio Farma juga telah memenuhi kebutuhan vaksin global dengan mengekspor produknya ke lebih dari 150 negara,” ujarnya.
Selama ini Bio Farma telah memproduksi berbagai jenis vaksin dengan kapasitas produksi hingga 3 miliar dosis. Bio Farma merupakan produsen vaksin yang masuk 5 besar dunia dan terbesar di Asia Tenggara. Bio Farma telah memproduksi berbagai jenis vaksin, seperti polio, difteri, pertusis, tetanus, campak, hepatitis B, influenza, dan inovasi vaksin terbaru yaitu vaksin Covid-19 yang diberi nama IndoVac. Selain itu, kebutuhan 2/3 vaksin polio di dunia disuplai oleh Bio Farma.
Penulis : Adi
Editor : Dhardiana
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya