Ia mengaku, masyarakat sekitar merasa sangat terbantu. Sebab, sebelum ada incinerator, sering ada keterlambatan pengangkutan sampah ke TPS. Apalagi kalau TPS sedang penuh, di roda sampah juga penuh, otomatis sampah di rumah warga juga menumpuk. Jadi banyak alat berkerumun.
“Di sini ada 400 KK dari 3 RT. Dulu kami bikin dua incinerator kecil. Masih dipakai sampai sekarang. Cuma karena incinerator ini ‘makannya’ banyak, jadi difokuskan pembakaran di incinerator utama saja,” tuturnya.
Ia menyebutkan, sudah banyak daerah lain yang memesan incinerator Jozef. Di antaranya Ciparay, Majalaya, Masamba Sulawesi Selatan, Sumedang, Garut, Perumahan Kopo Sari Bandung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Yosep berharap, melalui incinerator Jozef mimpinya bisa terwujud yakni Kota Bandung bersih dari sampah 100 persen.
“Mimpi saya, Kota Bandung itu bisa bersih. Slogan-slogan ‘Jagalah Kebersihan’ tidak hanya sekadar diteriakkan, tapi juga ada solusi konkretnya,” katanya.
“Dengan adanya ini, kita bisa PD buat teriak ‘Jagalah Kebersihan’ Kota Bandung. Udaranya juga harus bersih. Percuma kalau ada incinerator, tapi udaranya tercemar,” imbuh Yosep.
Sementara itu, Ketua RW 08 Kelurahan Cibaduyut, Gana menuturkan, dalam sehari daerahnya bisa menghasilkan 1-2 ton sampah. Namun, semua warganya sudah bijak memproduksi sampah. Terlihat dari antusiasme para warga dalam memilah sampah.
“Warga pilah sampah. Organiknya diolah sendiri, anorganik disetorkan ke Bank Sampah untuk jadi tabungan emas. Sedangkan sampah residu dibakar di incinerator,” kata Gana.
Penulis : adi
Editor : Dhardiana
Halaman : 1 2 3 4 5 Selanjutnya