BANDUNG – Proyek pembangunan transportasi massal ramah lingkungan bernama Bus Rapid Transit (BRT) yang melayani masyarakat kawasan Bandung Raya, memang baru akan dimulai 2024 mendatang.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pun tela menetapkan Kepala Badan Pengelola Cekungan Bandung (BP Cekban) Tatang Rustandar Wiraatmadja, dalam mewujudkan transportasi massal yang terintegrasi laiknya Transjakarta.
Kepala Bidang (Kabid) Angkutan Jalan Dinas Perhubungan (Dishub) Jawa Barat Agus Didik mengatakan, dalam membangun sebuah transportasi massal seperti BRT maupun LRT tidak semudah membalikkan telapak tangan. Dibutuhkan kolaborasi semua pihak dan proses yang panjang dalam mewujudkannya. Namun terlepas dari itu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah memiliki embrionya, yakni bernama Trans Metro Pasundan (TMP).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Ini (TMP) itu bagian dari BRT di Bandung Raya. Jadi sementara ditunjukkan dulu ke publik, bahwa nanti angkutan umum yang dibangun kayak gini. Harus berkerjasama terus-menerus. Jakarta saja seperti sekarang (proses dimulainya) 25 tahun sejak zaman Pak Sutiyoso,” ujar Agus belum lama ini.
Dia berharap masyarakat Bandung Raya dapat bersabar dan saling mendukung, agar BRT maupun LRT yang diharapkan menjadi transportasi massal unggulan dapat segera terealisasi sesegera mungkin. Khususnya dalam mengatasi problema kemacetan yang selalu menghantui masyarakat Bandung Raya selama ini. Serta bagian dari upaya mengurangi emisi karbon yang menyebabkan terjadinya kenaikan suhu udara serta dampak lingkungan di Jawa Barat.
Penulis : Ton
Editor : Maura Dzakiya
Halaman : 1 2 Selanjutnya