BANDUNG – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengakui, di masa kepemimpinannya bersama Wakil Uu Ruzhanul Ulum sepanjang 2018-2023, tidak berjalan secara sempurna.
Berbagai dinamika yang terjadi diakuinya, menjadi penghambat percepatan pembangunan. Sehingga, ketika Rapat Paripurna terkait pengumuman pengusulan pemberhentian gubernur Jabar dilaksanakan bersama DPRD, Selasa (1/8/2023) sesuai arahan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), menyadarkannya.
“Masih ada sebulan kerja yang masih harus kami lakukan. Masih ada peresmian Kujang Sapasang dan kerja-kerja lainnya yang masih menjadi semangat kami di sisa 4 minggu terakhir,” ujarnya usai Rapat Paripurna di Gedung DPRD Jabar, Kota Bandung, Selasa siang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tidak hanya itu, proses mewujudkan transportasi publik, khususnya di Bandung Raya juga belum tuntas. Dimana kini tengah dalam proses perencanaan pembangunan. Ditambah lagi, butuh sinergitas lintas wilayah, baik pemerintah pusat, Pemprov, Pemkot juga Pemkab.
Dia berharap, proyek pembangunan BRT dan LRT yang dikomandoi oleh Badan Pengelola Cekungan Bandung (BP Cekban), dapat segera menyinergikan lintas sektor dalam mewujudkan transportasi publik.
“Masih banyak ya, mungkin transportasi publik juga perlu kita berikan dorongan lebih jauh, karena tidak mudah. Organisasinya juga baru dibentuk (BP Cekban), khususnya Bandung Raya. Lain-lain sih mayoritas berita baik. Paling sedikit lagi urusan Al-Zaytun,” ucapnya.
Kendati demikian, Emil mengaku akan berupaya maksimal guna mewujudkannya. Tentunya melalui dukungan anggaran dari pemerintah pusat, dalam pembangunan infrastruktur. Dimana rencananya Kamis pekan ini sambung dia, pihaknya akan melakukan presentasi ke pemerintah pusat, terkait rencana pembangunan transportasi publik.
Penulis : Ton
Editor : Maura Dzakiya
Halaman : 1 2 3 4 5 Selanjutnya