Mengenal Dirham dan Dinar: Mata Uang pada Zaman Rasulullah SAW dan Relevansinya di Masa Kini

- Publisher

Sabtu, 26 April 2025 - 12:18 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

BANDUNG Dalam sejarah Islam, penggunaan dirham dan dinar sebagai alat tukar memiliki kedudukan penting. Pada masa Rasulullah SAW, kedua mata uang ini digunakan dalam berbagai transaksi ekonomi umat Islam. Hingga kini, konsep dirham dan dinar tetap menarik perhatian, khususnya dalam diskusi tentang sistem ekonomi syariah.

Dirham dan Dinar pada Masa Rasulullah SAW

Pada masa Nabi Muhammad SAW, masyarakat Arab menggunakan dinar (koin emas) dan dirham (koin perak) untuk jual beli, pembayaran zakat, mahar pernikahan, hingga transaksi bisnis. Menariknya, Rasulullah SAW tidak mencetak mata uang baru, melainkan menggunakan koin-koin yang sudah beredar dari Kekaisaran Romawi (dinar) dan Persia (dirham).

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dinar terbuat dari emas murni, dengan berat sekitar 4,25 gram per koin, sementara dirham terbuat dari perak murni, dengan berat kurang lebih 2,97 gram. Standar ini kemudian diakui secara luas di dunia Islam.

Dalam hadis, Rasulullah SAW menyebutkan:

“Timbangan (kadar) emas adalah dinar dan timbangan (kadar) perak adalah dirham.”

Baca Juga :  Program Inovatif Dorong Masyarakat Taat Bayar Pajak

(HR. Ahmad dan Abu Dawud)

Penggunaan dinar dan dirham menunjukkan prinsip keadilan dalam transaksi, karena nilai intrinsik koin tersebut berasal dari logam mulia yang memiliki nilai riil, bukan sekadar angka nominal.

Prinsip Ekonomi Berbasis Dinar dan Dirham

Sistem dinar dan dirham berakar pada konsep keadilan, kejujuran, dan kestabilan ekonomi. Karena memiliki nilai intrinsik, dinar dan dirham tahan terhadap inflasi yang seringkali terjadi dalam sistem mata uang kertas.

Islam menekankan pentingnya penggunaan alat tukar yang adil dan sah, sebagaimana firman Allah SWT:

“Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil.”

(QS. Al-An’am: 152)

Koin emas dan perak mendorong kestabilan nilai tukar dan melindungi masyarakat dari manipulasi moneter yang merugikan.

Relevansi Dinar dan Dirham di Masa Kini

Di era modern, penggunaan dinar dan dirham secara luas memang belum terwujud sebagai mata uang nasional. Namun, beberapa komunitas muslim dan institusi keuangan syariah telah mulai memperkenalkan kembali dinar dan dirham, khususnya dalam transaksi zakat, mahar, dan tabungan investasi berbasis emas dan perak.

Baca Juga :  168 Ribu Pelanggan Gunakan Kereta Api pada masa libur panjang waisak dari Daop 2 Bandung

Misalnya, untuk pembayaran zakat mal, sebagian ulama dan lembaga zakat menggunakan standar nisab berdasarkan harga 85 gram emas (dinar) atau 595 gram perak (dirham) untuk menentukan kewajiban zakat seseorang.

Selain itu, tren penggunaan emas dan perak sebagai aset investasi meningkat pesat dalam menghadapi ketidakstabilan ekonomi global. Beberapa negara seperti Malaysia bahkan pernah menginisiasi penggunaan Dinar Emas sebagai alternatif pembayaran internasional.

Tantangan dan Harapan

Meski nilai filosofi dinar dan dirham tetap kuat, penerapannya di era modern menghadapi tantangan besar, terutama karena sistem ekonomi global saat ini berbasis uang fiat (uang kertas) dan transaksi digital. Namun, kesadaran untuk kembali kepada instrumen keuangan berbasis nilai riil makin tumbuh, seiring dengan upaya memperkuat ekonomi syariah dan melindungi kekayaan umat dari ketidakpastian ekonomi.

Penulis : Adi

Editor : Shireni

Berita Terkait

Defend Id Wujudkan Sinergi Nasional Di Ajang Indo Defence 2024 Expo and Forum
PT INTI (Persero) Lulus Klaster BUMN Titip Kelola, Resmi Gabung di Danantara
BioNet dan Bio Farma Tandatangani MoU Strategis untukPerluas Akses Vaksin TdaP di ASEAN
Kolaborasi Len-Mendikti dorong ekosistem riset dan pengembangan teknologi nasional
134 Ribu Tempat Duduk Disiapkan Daop 2, Antisipasi Antusiasme penumpang Libur Panjang Kenaikan Isa Almasih
SEI Raih Tiga Penghargaan Atas Komitmen Digitalisasi dan Inovasi Marketing
168 Ribu Pelanggan Gunakan Kereta Api pada masa libur panjang waisak dari Daop 2 Bandung
Penumpang KA Commuter Line Garut Malah Diinterogasi Petugas Dianggap Penumpang Liar

Berita Terkait

Selasa, 10 Juni 2025 - 14:04 WIB

Defend Id Wujudkan Sinergi Nasional Di Ajang Indo Defence 2024 Expo and Forum

Selasa, 10 Juni 2025 - 12:15 WIB

PT INTI (Persero) Lulus Klaster BUMN Titip Kelola, Resmi Gabung di Danantara

Rabu, 28 Mei 2025 - 15:40 WIB

BioNet dan Bio Farma Tandatangani MoU Strategis untukPerluas Akses Vaksin TdaP di ASEAN

Rabu, 28 Mei 2025 - 14:58 WIB

Kolaborasi Len-Mendikti dorong ekosistem riset dan pengembangan teknologi nasional

Sabtu, 24 Mei 2025 - 20:53 WIB

SEI Raih Tiga Penghargaan Atas Komitmen Digitalisasi dan Inovasi Marketing

Rabu, 14 Mei 2025 - 15:53 WIB

168 Ribu Pelanggan Gunakan Kereta Api pada masa libur panjang waisak dari Daop 2 Bandung

Minggu, 11 Mei 2025 - 12:31 WIB

Penumpang KA Commuter Line Garut Malah Diinterogasi Petugas Dianggap Penumpang Liar

Selasa, 6 Mei 2025 - 15:18 WIB

Laptop Merah Putih: Kolaborasi ITB, Axioo, dan Intel Menuju Kemandirian Teknologi Nasional

Berita Terbaru

Chat Icon