BANDUNG — Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi secara resmi menunjuk Mardigu Wowiek Prasantyo (Bosman Mardigu) dan Helmi Yahya sebagai Komisaris Independen Bank BJB dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang digelar di Kantor Pusat BJB, Jalan Naripan, Bandung, Rabu (16/4).
Penunjukan dua tokoh publik tersebut disebut sebagai bagian dari upaya Gubernur Dedi untuk mendorong profesionalisme dan efisiensi di tubuh Bank BJB. Ia menegaskan bahwa keputusan itu murni didasarkan pada kompetensi dan rekam jejak profesional, bukan pertimbangan politik.
“Pemda Jawa Barat sebagai pemegang saham 36% mengedepankan profesionalisme. Saya sendiri tidak pernah bertemu dengan orang-orang yang kami usulkan, hanya membaca rekam jejak dan pengalaman organisasinya,” ujar Dedi Mulyadi. Ia menambahkan bahwa seluruh komposisi komisaris yang diajukan telah disepakati oleh para pemegang saham lainnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam kesempatan itu, Dedi juga menyinggung pentingnya efisiensi operasional di Bank BJB, termasuk kemungkinan penutupan kantor cabang yang dinilai tidak lagi efektif. “Bank Jabar bukan bank titipan. Kantor cabang yang tidak efektif harus ditutup. Kita bicara bisnis, bukan politik,” ujarnya tegas.
Terkait penunjukan Bosman Mardigu, Dedi mengaku sempat menghubungi langsung yang bersangkutan saat sedang berada di luar negeri. “Saya minta, mau gak jadi komisaris di Bank Jabar. Jawabannya: saya harus istigharah dulu. Itu perlu waktu beberapa hari,” tutur Dedi.
Bosman Mardigu menyambut baik penunjukan ini dan menyatakan komitmennya untuk menjaga integritas Bank BJB. “Saya diminta untuk memastikan tidak ada lagi yang di bawah meja, tidak ada peluang korupsi. Kita harus membuktikan bahwa teori dan keilmuan kita ada tempatnya untuk dipraktikkan,” ujarnya.
Penulis : Mahira
Editor : Shireni
Halaman : 1 2 Selanjutnya