Guna menghadapi medan perang politik yang baru ini, Uu mengaku tetap akan menggunakan metode konvensional, yakni dengan lebih sering mengunjungi masyarakat di Dapil VIII. Sebab dia menyadari, dirinya tidak sepopuler figur lain di mata masyarakat. Selain itu, membangun hubungan emosional di Dapil VIII diakuinya lebih realistis ketimbang pola lain, salah satunya seperti optimalisasi media sosial.
“Saya pakai strategi ortodoks saja, tradisional. Datang, bertegur sapa dengan masyarakat. Dibantu sedikit dengan media sosial. Itu pun saya tidak bisa sepenuhnya lakukan, karena tidak seperti yang lain. Lalu emosional juga tidak ngait. In Syaa Allah saya pakai pola tradisional saja, dengan banyak berkunjung ke masyarakat. Intinya saya optimistis dan itu yang membuat saya semangat dan bahagia,” terangnya.
Selain itu, dia juga mengimbau kepada seluruh kader PPP agar tetap semangat dan tidak patah arang dalam menangguk suara rakyat di Pemilu 2024. Meski mungkin ada ketidakcocokan antara keinginan, dengan instruksi dari partai. Sebab semua kader harus meyakini, apapun yang diperintahkan merupakan bagian dari enam prinsip utama partai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Saya minta kepada kader yang ada di daerah, seandainya ada kekecewaan. Mohon untuk jangan sampai tidak membesarkan partai. Ingat, perjuangan lewat PPP ada enam prinsip, salah satunya ibadah. Khususnya kepada mereka yang sudah mendapat kenikmatan dari partai, jangan sekali-kali merusak, sekalipun dikecewakan,” pintanya.
Bergesernya haluan Uu dari Pilgub Jabar ke Pileg, tidak lepas dari komitmen yang telah dia nyatakan sebelumnya. Dimana kala itu dia mengatakan, bila Gubernur Ridwan Kamil menuju kontestasi Pilkada DKI Jakarta di 2024 mendatang, maka dirinya pasti akan maju untuk melanjutkan tongkat estafet pembangunan yang telah dirancang duet Rindu.
Penulis : Ton
Editor : Maura Dzakiya
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya