“Wahai orang yang menggebu-gebu untuk mendapatkan (pahala atau kemuliaan) orang-orang yang beramal, sementara ia tidur terlelap dalam bantal orang-orang yang lalai.
Jauhilah rumah kelalaianmu, semoga saja kau bisa sembuh dari masa-masa mabuk (yang melalaikanmu itu)” (Sayyid Abdul Aziz al-Darani, Thahârah al-Qulûb wa al-Khudlû’ li ‘Allâm al-Ghuyûb, 2003, h. 155).
Manusia sering kehilangan kesadaran bahwa Tuhan sedang mengawasinya, dan memberikannya banyak anugerah. Meski demikian, setiap manusia memiliki hasrat untuk menjadi pribadi yang lebih baik, tapi antara keinginan dan penerapannya tidak seimbang. Keinginan hanya tinggal keinginan, yang kemudian berlalu begitu saja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Karena itu, Sayyid Abdul Aziz al-Darani menegur manusia dengan ungkapan, “wahai orang-orang yang menggebu-gebu untuk mendapatkan pahala/kemuliaan orang-orang yang beramal, sementara ia sendiri tidur terlelap dalam bantal kelalaian.”
Kelalaian inilah yang membuat keinginan manusia untuk beramal baik dan bertobat kepada-Nya selalu tertunda, dan akhirnya keinginan tersebut menjadi masa lalu. Apakah kita juga demikian? Wallahu a’lam…