BANDUNG – Kepala Eksekutif Pengawas Peransuransian, Lembaga Penjamin dan Dana Pensiun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ogi Prastomiyono membeberkan, Provinsi Jawa Barat berada di urutan kedua setelah DKI Jakarta yang masyarakatnya banyak terbelit pinjaman online (pinjol) atau fintech lending. Dimana nilainya mencapai Rp13,8 triliun.
Menanggapi hal ini, Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan urusan pinjam-meminjam uang adalah hal biasa di tengah masyarakat. Hanya saja menurutnya, penilaian tersebut sudah termasuk mengkhawatirkan atau belum.
“Kalau namanya hutang mah selalu ada. Jadi jawabannya, masuk ke batas yang mengkhawatirkan atau tidak. Kalau namanya berhutang, hampir semua dari kita berhutang. Kan jarang orang beli rumah, mobil nunggu cash dulu. Pasti ada KPR, nyicil mobil, motor. Pertanyaannya, angka itu analisanya apa ke OJK.
Pinjaman dimana-dimana semua serba fintech,” ujarnya di Gedung DPRD Jabar, Kota Bandung, Kamis 6 Juli 2023.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Apalagi menurutnya melakukan peminjaman uang tidak selalu berkonotasi buruk, sebab dia mencontohkan ketika pandemi Covid-19 lalu. Menyimpan atau menabung, justru berdampak buruk dalam pergerakan ekonomi.
“Kan pinjol itu tidak semuanya negatif. Ingat enggak dulu, di zaman Covid kebanyakan menabung dianggap negatif karena membuat beban bank tidak berputar. Sehingga orang berlomba-lomba meminjam untuk usaha. Maka saya balikkan ke OJK. Saya masih netral terhadap isu itu, kecuali ada analisa bahwa itu negatif terhadap proporsi ekonomi,” ucapnya.
Belum lagi menurutnya angka Rp13,8 triliun tersebut sejatinya cukup wajar, bila merujuk dari jumlah penduduk Jawa Barat yang hampir mencapai 50 juta jiwa. Sehingga menurutnya, data dari OJK ini apakah berkonotasi baik atau tidak, untuk ditindaklanjuti.
Penulis : Ton
Editor : Maura Dzakiya
Halaman : 1 2 Selanjutnya