“Kita tahu, dunia sedang tidak baik-baik saja. Ancaman besar climate change. Kegiatan ini supaya kita menajamkan kembali. Mengingat budaya ini merupakan bagian dari kearifan lokal. Serangga penting untuk ekosistem dan kehidupan kita,” imbuhnya.
Mengenai pengelolaan sampah selama kegiatan tersebut berlangsung, Aktivis Persampahan Yakes Pelestari Bumi Berkelanjutan Rikrik menuturkan, pihaknya telah menyiapkan beberapa skema yang akan dilaksanakan guna mencegah terjadinya timbunan sampah. Terlebih saat ini Bandung Raya sedang mengalami darurat sampah, buntut dari kebakaran yang terjadi di TPAS Sarimukti.
“Kita akan SOP-kan, baik untuk tenant maupun pengunjung. Sudah diinformasikan, disarankan dan dipastikan untuk bawa wadah makan dan minum sendiri. Selain itu kita juga melarang adanya sampah yang tidak bisa didaur ulang seperti styrofoam dan plastik mika. Lalu kita juga sediakan water station di beberapa tempat, menyiapkan tempat sampah terpilah organik dan anorganik. Juga relawan yang akan selalu mengingatkan sepanjang acara,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Penulis : Ton
Editor : Maura Dzakiya