Kolaborasi lintas sektor dan wilayah diakuinya turut menjadi kunci dalam pengembangan desa wisata di Jawa Barat, melalui optimalisasi UMKM, legalitas dan promosi. Sebab tanpa sinergitas, program yang dicanangkan tidak dapat berjalan maksimal. Terlebih pada tahun ini Disparbud tengah fokus menuntaskan program terkait desa wisata.
“Diantaranya pembangunan daya tarik wisata unggulan, pelatihan peningkatan SDM akan pariwisata, fasilitasi geopark, SWJ Ambassador, program green and sustainable DTW, pelestarian kebudayaan, ekonomi kreatif dan promosi. Sehingga semua potensi dapat lebih ditingkatkan,” ungkapnya.
Terkait pengelolaan desa wisata oleh BUMDes, Benny mengatakan sejauh ini sudah ada peningkatan meski belum berjalan maksimal. Persoalan ini terjadi karena kapabilitas SDM dalam mengelola desa wisata, masih butuh dorongan oleh pemerintah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Makanya kami dari provinsi melakukan pelatihan, untuk membantu agar desa wisata berkembang ini dapat meningkat kelasnya ke desa wisata maju. Supaya mereka bisa mengelola dengan maksimal, terutama manajerialnya. Kita berharap, dari apa yang kita programkan dapat membantu percepatan pengembangan desa wisata tersebut,” tuturnya.
Sejauh ini kata dia, desa wisata paling banyak terdapat di Kabupaten Tasikmalaya dengan total 92 dan Kabupaten Bogor sebanyak 63 desa wisata. Sedang paling menarik untuk dikunjungi baik karena memiliki potensi alam, budaya maupun ekonomi kreatif oleh pengunjung diantaranya Desa Wisata Taraju Kabupaten Tasikmalaya, Desa Wisata Putri Dalem Kabupaten Majalengka, Kampung Wisata Mulyaharja Kota Bogor dan masih banyak lagi yang hampir tersebar di beberapa kota/kabupaten se-Jabar.
Penulis : Ton
Editor : Maura Dzakiya
Halaman : 1 2 3 4 Selanjutnya