Ternak Terjangkit PMK Diusulkan Untuk Dimusnahkan

- Publisher

Selasa, 8 November 2022 - 13:44 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

BANDUNG – Tingkat kematian hewan ternak yang terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK), sangat rendah tapi tinggi pada anak ternak. Namun, kecepatan penyebarannya, sangat berbahaya.

Hal itu diungkapkan Rochadi Tawaf dari Divisi Pertanian dan Ketahanan Pangan (PKP) Komite Pemulihan Ekonomi Daerah (KPED) Prov Jawa Barat, pada acara Jabar Punya Informasi (Japri) di gedung Sate kota Bandung belum lama ini.

Rochadi mengingatkan bila hewan ternak tidak dijaga dari paparan penyakit infeksi yang menyerang kuku dan mulut itu, maka produktivitas hewan tersebut akan rendah walaupun sudah sembuh.

“Jawa Barat kan provinsi konsumen, hanya memiliki sedikit kemampuan untuk memproduksi daging dan susu. Jadi, ternaknya harus dijaga,” ujar dia.

Menurut Rochady, yang dikhawatirkan dari penyakit PMK adalah pada sapi perah, karena ternak ini dipelihara untuk jangka waktu yang panjang.

Walaupun sudah sembuh dari PMK, kata Rochady produksi susunya akan turun sampai 25 persen.

Padahal, Jawa Barat sedang berupaya untuk kembali menjadi juara produk susu di tingkat nasional.

Baca Juga :  Jasa Raharja Jawa Barat Jadi Narasumber Dishub Kabupaten Bandung

“Dengan kembali mewabahnya penyakit infeksi PMK, jadi kendala dalam meningkatkan produk susu Jawa Barat,” ungkapnya.

Sementara untuk sapi potong, Rochadi mengusulkan ternak yang mengidap PMK dimusnahkan Atau Stamping Out seperti yang dilakukan oleh beberapa negara.

Jika hanya mengandalkan penyembuhan dan vaksinasi seperti sekarang ini, butuh waktu panjang untuk mengatasi wabah PMK.

“Pengalaman di beberapa negara yang menerapkan stamping out, penanganan PMK bisa lebih pendek hanya satu sampai dua tahun. Namun untuk itu, dibutuhkan biaya besar,” pungkasnya.

Berita Terkait

Defend Id Wujudkan Sinergi Nasional Di Ajang Indo Defence 2024 Expo and Forum
PT INTI (Persero) Lulus Klaster BUMN Titip Kelola, Resmi Gabung di Danantara
BioNet dan Bio Farma Tandatangani MoU Strategis untukPerluas Akses Vaksin TdaP di ASEAN
Kolaborasi Len-Mendikti dorong ekosistem riset dan pengembangan teknologi nasional
134 Ribu Tempat Duduk Disiapkan Daop 2, Antisipasi Antusiasme penumpang Libur Panjang Kenaikan Isa Almasih
Pilrek UPI: Prof. Didi Sukyadi Terpilih Jadi Rektor UPI 2025–2030
168 Ribu Pelanggan Gunakan Kereta Api pada masa libur panjang waisak dari Daop 2 Bandung
Penumpang KA Commuter Line Garut Malah Diinterogasi Petugas Dianggap Penumpang Liar
Chat Icon