“PT INTENS sebagai bagian dari PT INTI (Persero), sebuah BUMN teknologi nasional, berkomitmen untuk mereplikasi pemanfaatan teknologi MASARO dalam pengelolaan sampah terpadu yang benar-benar ‘zero waste’ ke berbagai daerah. Perangkat teknologi ini dapat diakses via e-catalog sehingga sangat memudahkan birokrasi,” ungkap Direktur PT INTENS Rizqi Ayunda Pratama.
Sistem Pengolahan Sampah MASARO yang merupakan hasil kolaborasi antara PT INTENS dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) itu, jelas Rizqi Ayunda, secara fundamental diimplementasikan untuk mengubah paradigma cost center (Kumpul – Angkut – Buang) menjadi profit center (Pilah – Angkut – Proses – Jual). “Dengan demikian, semua sampah yang terolah menjadi produk berharga. Tidak ada sampah yang dibuang ke TPS (tempat pembuangan sementara) dan TPA (tempat pembuangan akhir),” ujar Rizqi Ayunda.
Berdasarkan data yang dilansir Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2021, tercatat volume sampah di Indonesia mencapai 68,5 juta ton dan pada tahun 2022 meningkat hingga 70 juta ton. Dari jumlah tersebut, sebanyak 24 persen atau sekitar 16 juta ton di antaranya berupa sampah yang tidak dikelola. Hal ini menandakan bahwa jumlah dan jenis sampah terus bertambah seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan teknologi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Berbekal dari kondisi itulah, PT INTENS dan MASARO yang dikembangkan oleh ITB berkolaborasi untuk menghasilkan sebuah solusi sampah untuk negeri. Teknologi yang diterapkan dalam pengelolaan sampah terpadu tersebut mengubah sampah organik menjadi media tanam, kompos, pupuk organik cair, dan konsentrat organik cair. Bahkan, sampah anorganik yang telah melalui pemprosesan dalam sistem MASARO pun dapat diubah menjadi media tanam, pengawet kayu, pestisida organik, dan bahan bakar minyak.
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya