“Setelah itu dikabari kalau ada bom kedua yang akan diledakan. Saya jadi takut, akhirnya minta izin pulang ke polisi yang bertugas di depan. Akhirnya diperbolehkan sampai diantar juga keluar dari garis polisi yang dekat Istana Helmet. Motor ditinggal karena tidak boleh bawa, sudah digaris polisi kan,” tuturnya.
Sementara itu, Camat Astanaanyar, Syukur Sabar menjelaskan, beberapa aparat di kelurahan yang juga mengalami trauma.
“Lewat Kadinkes, kita minta bantuan dokter THT melalui Kepala RSUD Ujungberung karena ada aparat wilayah yang telinganya masih mendengung pascabom kemarin,” ungkap Syukur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia menambahkan, trauma healing juga akan dilakukan untuk menangani trauma yang dialami warga dan karyawan kewilayahan. Sebab serpihan tubuh pelaku dan bom pun terlontar sampai ke halaman kantor kecamatan.
“Insyaallah dari psikolog akan hadir membantu karyawan kewilayahan menghilangkan rasa ketakutan atau trauma,” katanya.
“Informasi dari Kapolsek, hari ini Polda akan menghadirkan juga tim trauma healing untuk warga masyarakat yang ada di sekitar sini. Lokasinya di masjid. Masyarakat yang hadir ke sana,” imbuhnya.
Untuk pelayanan di kewilayahan, terus berjalan seperti biasa. Namun, lokasinya dipindahkan ke halaman belakang kantor kecamatan.
“Pelayanan tidak kita tutup hari ini. Pelayanan dipindah ke ruangan depan kantor camat dan ruang tunggunya dipindah ke halaman belakang,” paparnya.
Dengan begitu, akses masyarakat ke area depan bisa diminimalisasi. Sebab, jalan depan Astanaanyar masih ada beberapa area yang dipasang garis polisi.
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya