“Targetnya adalah shifting atau perpindahan dari menggunakan angkutan pribadi ke angkutan umum, khususnya anak sekolah yang suka menggunakan roda dua, supaya berpindah untuk menggunakan angkutan umum karena diharapkan kedepan dilakukan pengembangannya di Cekungan Bandung, khususnya di Bandung Raya akan dikembangkan BRT. Ini bagian dari ikhtiar kita. Kita harus bekerjasama, untuk mencintai angkutan umum dan juga bumi ini dari program untuk isu pemanasan global,” ucapnya.
Agus menambahkan, mengenai jumlah armada masing-masing koridor sejauh ini sudah terpenuhi. Dimana koridor Soreang-Leuwipanjang sebanyak 18 unit, koridor Baleendah-BEC 18 unit, koridor tiga Alun-alun Kota Bandung-Kota Baru Parahyangan 20 unit, koridor Leuwipanjang-Dago 14 unit dan koridor Dipatiukur-Jatinangor 18 unit.
Dia meyakini, jumlah armada yang telah tersedia ini mampu menampung masyarakat Bandung Raya dalam menunjang mobilitas aktivitas sehari-hari mereka akan transportasi. Terlebih tidak menutup kemungkinan jumlah ini akan terus bertambah, sesuai kebutuhan masyarakat.
“Persentase tentu diharapkan semakin meningkat. Data dari SI 15 persen tahun lalu. Ini sudah ada peralihan, khususnya dari kendaraan roda dua. Kita harap ini terus bertambah. Apalagi sekarang sudah lebih mudah, melalui aplikasi Teman Bus. Semua ada disitu, lengkap. Jadwal, tujuan dan lain-lain,” terangnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Berdasarkan informasi yang tertera di aplikasi Teman Bus, lansia, pelajar dan mahasiswa, serta penyandang disabilitas mendapatkan tarif khusus gratis dalam menggunakan TMP. Tentunya ketiga golongan ini harus melakukan registrasi dan akan diverifikasi oleh petugas berwenang melalui aplikasi tersebut.
Penulis : Ton
Editor : Dhardiana
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya