“Upaya menggali septictank dicoba di lokasi di Cipedes. Mereka biasamya buang ke Sungai Citepus, tapi kini sudah membuat septictank di bawah kamar atau ruang tamu sekalipun, saluran udaranya dialirkan keluar,” katanya.Hadir dalam acara tersebut pedangdut Ikke Nurjanah. Sebagai Duta Water.org, Ikke Nurjanah, mengatakan BAB memang masalah yang dianggap memalukan namun nyata dihadapi oleh masyarakat. Hal ini pun masih saja terjadi di kota-kota besar di Indonesia.
Ikke Nurjanah menceritakan bahwa ia memang pelaku BABS saat masih kecil, di tempat tinggalnya di Pademangan, DKI Jakarta. Ia selalu BAB di sungai, berjarak 100 meter dari rumahnya.
Kemudian ia malu melakukannya ketika beranjak dewasa dan tergugah untuk mengajak masyarakat meninggalkan BABS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Sanitasi memang hal yang kurang seksi, aku selalu bilang ini urusan belakang yang jadi urusan di depan. Saya pun akhirnya konsen secara pribadi yang mengompori daerah-daerah, untuk bisa memprovokatori supaya sanitasi sehat,” katanya.
Ia menyatakan masyarakat harus tergugah bahwa BABS mencemari lingkungan dan membahayakan orang sekelilingnya.
Ikke Nurjanah pun mengapresiasi banyak masyarakat yang memilih mendirikan toilet di rumahnya daripada mempercantik rumahnya atau membeli barang-barang konsumtif.
Ahli Madya Tata Bangunan dan Perumahan Dinas Perumahan dan Permukiman Jabar, Lucky Ruswandi, menyatakan memang pemerintah terus melakukan pendampingan ke kota dan kabupaten di Jabar supaya semuanya terbebas BABS.
Pada 2018 tercatat 28 persen warga Jabar masih melakukan BABS, namun kini tercatat tinggal 15 persen, mengalami penurunan sangat signifikan. Namun demikian, amgka itu masihlah besar jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Jabar yang hampir 40 juta jiwa.
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya