BANDUNG – Sekretaris Komisi II DPRD Jawa Barat Yunandar Rukhiadi Eka Perwira menilai, kenaikan harga sejumlah komoditas bahan pokok akan terus terjadi bila sumber utama permasalahannya tidak dituntaskan.
Kondisi yang terjadi ini dia ibaratkan seperti orang kepala akibat sakit gigi, namun diberikan obat demam. Demikian pula yang terjadi di Jawa Barat saat ini, ketika harga bahan pokok merangkak naik. Situasi sekarang menurutnya tidak akan terjadi, andai pemerintah provinsi betul-betul serius berupaya melakukan swasembada pangan. Menjadi produsen, untuk memenuhi kebutuhan sendiri.
Begitu pula dengan menjaga suplai, yang diakuinya juga belum maksimal. Sehingga turut menjadi penyebab harga komoditas bahan pokok membengkak, karena ketika terjadi kelangkaan otomatis ada kenaikan, seiring dengan prinsip ekonomi supply and demand. Padahal ini sejatinya kata dia bisa diatasi, dengan mengoptimalkan Pusat Distribusi Provinsi (PDP) yang tentunya tidak bisa berjalan sendiri dan harus didukung sepenuhnya oleh Pemprov.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Ini masalah klasik, kenaikan harga ini. Sebab tidak pernah dibangun secara sungguh-sungguh fundamental ekonomi produksinya. Jawa Barat ini sebenarnya nett importir. Semua produk makanan pokok, berkaitan kebutuhan sehari-hari kita suplai dari luar. Jadi memang enggak mungkin kita bisa mandiri. Dalam situasi ini, harus ada pola supply chain yang dibangun melalui PDP. Itu harusnya bisa dioptimalkan. Kalau sekarang menyelesaikannya dengan operasi pasar, itu tidak memberikan kesembuhan. Hanya menyelesaikan simtom saja, bukan penyakitnya,” ujar Yunandar baru-baru ini.
Penulis : Ton
Editor : Maura Dzakiya
Halaman : 1 2 Selanjutnya