BANDUNG – Menjamin ketersediaan komoditas pokok dan menjaga stabilitas harga bukanlah perkara mudah, karena berkaitan dengan pelbagai elemen. Mulai dari produsen, distributor, hingga ujung tombaknya yakni pasar.
Maka dari itu, kolaborasi antar para stakeholder sangat dibutuhkan dalam bahu-membahu memastikan jangan sampai kebutuhan pokok mengalami kelangkaan. Sebab imbasnya, akan menyulitkan masyarakat juga sentra pelaku usaha menengah dan kecil, yang pada akhirnya bermuara dengan menurunnya perekonomian.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Barat Noneng Komara Nengsih menuturkan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui organisasi perangkat daerah (OPD) terkait selalu melakukan koordinasi guna mengantisipasi persoalan tersebut. Meski diakuinya kadang ada beberapa komoditas yang sulit tertangani, karena berasal dari luar negeri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Dalam menjaga ketersediaan dan stabilitas harga, kunci utamanya kolaborasi supaya dapat teratasi. Banyak yang kita kolaborasikan dengan teman-teman di hulu untuk ketersediaan suplai. Kemudian mobilitas, kita juga kolaborasi dengan Bina Marga dan Dinas Perhubungan karena harga juga dipengaruhi oleh biaya operasional. Sejauh ini tidak ada kendala, kecuali barang impor. Namun kita tetap upayakan dengan kementerian (Kemendag), supaya masalah ini bisa diatasi,” ujarnya baru-baru ini.
Selain itu, optimalisasi Pusat Distribusi Provinsi (PDP) juga dilakukan supaya kelangkaan komoditas dapat terhindarkan. Meski belum seutuhnya sempurna, dia meyakini dalam jangka panjang kehadirannya akan memberi dampak signifikan bagi Jawa Barat dalam menjaga ketahanan pangan daerah.
Penulis : Ton
Editor : Maura Dzakiya
Halaman : 1 2 Selanjutnya