Diklatsar Kepamongprajaan yang digelar Satpol PP Kota Bandung di Pusat Pendidikan Teritorial (Pusdikter) Kodiklat TNI AD Kabupaten Bandung Barat.
BANDUNG — Kehadiran Bantuan Polisi Pamong Praja (Banpol PP) dalam pengamanan dan penegakan Peraturan Daerah (Perda) sangatlah penting untuk menutupi kekurangan personalia Satpol PP. Personel yang ada sekarang, tidak akan bisa mengawasi semua wilayah yang ada di Kota Bandung.
Untuk bisa melaksanakan tugas membantu Satpol PP, tentu saja Banpol PP harus memiliki kualifikasi tertentu. Untuk itu penting untuk diberikan pelatihan guna meningkatkan profesionalitas dalam bekerja.
Hal tersebut diungkapkan Wali Kota Bandung, Yana Mulyana saat menutup Diklatsar Kepamongprajaan yang digelar Satpol PP Kota Bandung di Pusat Pendidikan Teritorial (Pusdikter) Kodiklat TNI AD Kabupaten Bandung Barat, Rabu (15/03).
“Melalui kegiatan pengembangan kapasitas ini, besar harapan akan ada perubahan dari personalia Banpol PP ke arah yang lebih baik dalam sikap, wawasan, pengetahuan, dan kemampuan softskill dari para peserta,” kata Yana.
Hal ini, lanjut Yana, sangat diperlukan karena beratnya tanggung jawab Satpol PP, sehingga diperlukan anggota yang kompeten, paham dengan tugas pokok dan fungsi, serta memiliki sikap dan integritas yang tinggi.
“Setelah mengikuti kegiatan pengembangan kapasitas ini, saya minta supaya banpol pp menerapkan softskill yang sudah dimiliki dalam pelaksanaan tugas sehari-hari,” ujarnya.
Yana menyakini, semua anggota Banpol PP memiliki pemahaman dan keinginan yang sama untuk melaksanan tugas memberikan pelayanan pada masyarakat kota bandung dengan sebaik-baiknya.
“Dalam lingkup tugas Satpol PP, pelayanan ini berupa penegakan perda serta penyelenggaraan ketertiban, ketenteraman, dan perlindungan masyarakat. insyaa allah, Banpol PP peserta kegiatan ini sudah mengerti tentang peran tersebut,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandung, Rasdian Setiadi mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk melatih kedisiplinan bagi Banpol PP.
Rasdian menyebut total peserta yang dilatih berjumlah 439 peserta dan dibagi dalam dua gelombang.
Para peserta diberi berbagai macam pelatihan baik kedisiplinan, beladiri militer, baris berbaris dan berbagai materi pelatihan lainnya.
“Intinya ini untuk peningkatan kapasitas. Baik dari karakter disiplin pribadi maupun dalam bekerja. Kerja sama dengan rekannya, agar kompak mereka belajar baris berbaris, dan belajar jiwa corsa melalui outbond dan cinta terhadap satuannya,” katanya.