BANDUNG — Keberadaan Indonesia sebagai negara kepulauan membuat Indonesia membutuhkan inovasi lebih dalam bidang transportasi, khususnya untuk daerah terpencil yang sulit dijangkau oleh transportasi darat. Salah satu yang dilakukan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) sebagai industri kedirgantaraan satu-satunya di Asia Tenggara adalah inovasi pengembangan pesawat N219 menjadi versi amphibi.
Indonesia sebagai negara poros maritim dunia dengan 60% wilayahnya adalah perairan tentunya memiliki potensi besar untuk mengembangkan konsep wisata perairan menggunakan pesawat amphibi, yang dalam implementasinya moda transportasi alternatif ini dipercaya mampu mengakomodir kebutuhan konektivitas di lokasi destinasi wisata prioritas dan dapat menjadi angkutan logistik pendukung ekonomi kerakyatan di wilayah sekitar.
PTDI saat ini sedang menapaki babak baru untuk menjawab kebutuhan pesawat amphibi di Indonesia. Pesawat N219 yang dikembangkan menjadi varian amphibi akan dilengkapi dengan komponen float atau pengapung dari bahan komposit sebagai pengganti roda untuk pendaratan di perairan terbuka, dimana PTDI telah berdedikasi dan berkomitmen penuh dalam riset dan pengembangan pesawat N219 amphibi dengan penyertaan man hours, pemanfaatan fasilitas produksi, hingga sejumlah tes di laboraturium.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pengembangan pesawat N219 menjadi versi amphibi juga merupakan salah satu upaya PTDI dalam menciptakan dampak pertumbuhan/spin over terhadap ekosistem industri dalam negeri, termasuk industri di daerah, salah satunya dalam hal pengembangan produksi floater di dalam negeri berikut pengoperasiannya, sertakegiatan pemeliharaan pesawat/maintenance. Menjadi perhatian khusus bagi PTDI untuk terus mengamati pertumbuhan berbagai teknologi baru di dunia aviasi, yang kelak akan berguna untuk ekosistem kedirgantaraan Indonesia dan tidak tertinggal dari para pesaing di ranah teknologi aviasi.
Adapun program pengembangan pesawat N219 amphibi merupakan bagian dari inisiatif utama Kementerian PPN RI/Bappenas dan menjadi salah satu flagship Transformasi Ekonomi Indonesia melalui strategi pembangunan industri dalam negeri. Dengan dukungan dari Kementerian PPN RI/Bappenas, program pengembangan N219 amphibi juga didorong untuk menjadi simbol pembangunan kemandirian industri pertahanan yang sejalan dengan prioritas nasional bidang pertahanan dalam RPJMN 2020-2024.
Peningkatan Kapabilitas Pertahanan dengan Pesawat N219 Amphibi
Dalam pengembangannya, pesawat N219 versi basic akan ditingkatkan performanya, untuk Maximum Take Off Weight (MTOW) dari yang sebelumnya 6.700 kg akan ditingkatkan menjadi 7.030 kg dan untuk payload dari yang sebelumnya 1.550 kg menjadi 1.900 kg, dimana penambahan floater dengan berat ± 600 kgkemudian akan menyisakan kekuatan pesawat untuk mengangkut beban hingga 1.300 kg atau setara dengan beban 17 penumpang.
Dalam pengembangan floater berbahan komposit, PTDI bekerja sama dengan AEROCET dan MOMENTUM, perusahaan pembuat Pesawat amphibi berbasis di Amerika, yang ditargetkan mendapatkan sertifikasi standar internasional dari The Federal Aviation Administration (FAA) di tahun 2026, sehingga nantinya pesawat N219 amphibi tersebut juga dapat dikomersialisasikan secara global. Untuk pesawat N219 amphibi sendiri ditargetkan melakukan terbang perdana di tahun 2026 dan mendapatkan sertifikasi dari Direktorat Kelaikudaraan & Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Kementerian Perhubungan RI di tahun 2027.
Pesawat N219 amphibi dirancang untuk mencapai kemampuan kecepatan hingga 296 km/jam pada ketinggian operasional 10.000 kaki dan kemampuan jarak tempuh hingga 231 km, serta perhitungan take off pada jarak 1.400 m di perairan dan landing pada jarak 760 m. Berdasarkan spesifikasi kemampuan tersebut, pesawat N219 amphibi sangat cocok melayani kebutuhan wilayah kepulauan yang hanya sekedar membutuhkan water-based port, terutama untuk mendukung operasi militer di wilayah terpencil dan perbatasan yang merupakan wilayah strategis untuk menjaga kedaulatan negara.
Visi Jangka Panjang Untuk Pertahanan dan Ekonomi
Selain menargetkan Pemerintah Daerah dan Perusahaan swasta untuk melayani layanan mobilitas wilayah kepulauan, Kementerian Pertahanan RI juga membutuhkan pesawat jenis ini untuk menjaga kedaulatan wilayah NKRI. Pesawat N219 amphibi dapat dimanfaatkan untuk berbagai sektor, utamanya di sektor pariwisata, layanan perjalanan dinas pemerintahan, oil & gas company, layanan kesehatan masyarakat, SAR & penanggulangan bencana dan pengawasan wilayah maritim.
Investasi dalam pengembangan pesawat N219 amphibi merupakan bagian dari visi jangka panjang Pemerintah Indonesia untuk memperkuat pertahanan dan ekonomi. Dengan meningkatkan kemampuan transportasi dan logistik melalui pesawat ini, Indonesia dapat memperkuat posisi strategisnya sebagai poros maritim dunia dan memastikan kedaulatan, serta keamanan wilayahnya secara berkelanjutan.
Penulis : Adi
Editor : Dhardiana