KARAWANG – PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Barat menandatangani kerjasama program akuisisi captive power dengan PT HM Sampoerna. PLN secara resmi telah mengambil alih pasokan listrik untuk raksasa pabrik rokok tersebut sebesar 4 Mega Watt (MW). Sebelumnya PT Phillip Morris Indonesia dan PT HM Sampoerna juga telah membeli Renewable Energy Certificate (REC) dari PLN sebagai bukti komitmen pada penggunaan renewable energy.
Menjelang pertemuan KTT G20, PLN UID Jawa Barat menandatangani kerjasama program Progressive Captive Power Acquisition dengan PT HM Sampoerna. Acara penandatangan yang berlangsung secara hybrid di kantor PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Karawang tersebut dihadiri secara langsung oleh Manager PLN UP3 Karawang, Imam Ahmadi dan Manager Engineering PT HM Sampoerna Tbk Site Karawang, Adriawan Listijabudhi; serta secara daring oleh President Director PT Phillip Morris Indonesia sekaligus Head of Engineering PT HM Sampoerna Tbk, Ahmad Mashuri; dan Manager Layanan Prioritas PLN UID Jawa Barat, Muhammad Ardian.
Melalui kesepakatan tersebut, PT HM Sampoerna Tbk resmi menghentikan operasional Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) miliknya sebesar 2 x 2 MW, dan menggantinya dengan listrik PLN. Salah satu pemimpin pasar dalam industri rokok tersebut akan menikmati listrik dari sistem jaringan PLN, dengan tarif diskon yang lebih murah, dibandingkan dengan biaya produksi listrik dari pembangkit sendiri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ahmad Mashuri menyambut gembira kerjasama dengan PLN ini, dan menyatakan bahwa perusahaanya sangat berkomitmen terhadap Carbon Neutrality. Tidak hanya menyetop operasi pembangkit listriknya, PT Phillip Morris Indonesia dan PT HM Sampoerna Tbk juga telah membeli REC dari PLN sebagai bukti bahwa tenaga listrik yang digunakan berasal dari pembangkit listrik renewable energy. “Apa yang kita lakukan hari ini adalah untuk mengurangi konsumsi energi dari bahan bakar fosil, sekaligus efisiensi finansial bagi perusahaan. Apalagi pabrik kami yang di Karawang ini merupakan site yang terbesar di Indonesia, dan diharapkan zero carbon di 2024”, papar Ahmad.
Halaman : 1 2 Selanjutnya