BALI – Penanganan wabah penyakit dipandang perlu ditangani industri healthcare yang teringeritas dari hulu ke hilir. Sebab, hal ini menjadi kunci setiap negara untuk melewati menghadapi pandemi, termasuk Indonesia.
Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury dalam diskusi panel dengan Tajuk “Healthcare Transformation and Developing Global Cooperation in Health”, pada rangkaian Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG) G20 State Owned Enterprise (SOE) Internasional Confrence: Driving Sustainable & Inclusive di Bali Nusa Dua Convention Center, mengatakan, dunia hingga saat ini masih terkotak-kotakan dalam menghadapi pandemi Covid-19. Sebab, setiap negara mencari jalan keluar masing-masing. ”Kita dulu pernah merasakan sulitnya mendapatkan masker, APD hingga vaksin,” ucap Pahala.
Lewat SOE Internasional Confrence, kata Pahala menjadi bentuk penegasan komitmen BUMN Indonesia dalam mendukung dan menerapkan transisi energi serta menjalankan prinsip keberlangsungan energi untuk masa depan. Serta menjadi bagian dari upaya menstabilkan perekonomian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
”Maka dari itu, kita perlu melibatkan pembicara internasional, mulai dari praktisi, akademisi, konsultan, perwakilan pemerintah, dan lembaga multilateral. Sebab, Digitalisasi, Transisi Energi, Inklusi Keuangan, dan Transformasi Kesehatan akan menjadi elemen penghubung antar negara,” paparnya.
Dalam talkshow yang dihadiri Director South and SouthEast Asia M Hari Manon, Senior Lead Investigator for Community Health University of Oxford, Anuraj H Shankar dan Neil Robinson, Sr. Division Chair Education, Mayo Clinical Collage of Madicine and Science tersebut, Pahala menegaskan, salah satu hal dari pandemi yang telah dipelajari adalah pentingnya membangun ekosistem Layanan Kesehatan yang lebih kuat di Indonesia.
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya