Terkait keterlibatan kota dan kabupaten di Bandung Raya dalam pembiayaan operasional BRT, dia menyampaikan sejauh ini baru Kota Bandung yang telah siap memberikan subsidi angkutan perantara dari halte ke tujuan masing-masing masyarakat.
“Sementara belum ada pembagian yang pasti. Tapi Kota Bandung sudah punya rencana akan membiayai feeder bus. Misal bus jurusan Tegalluar-Stasiun, nanti ada angkot dari stasiun yang mengantarkan penumpang ke tujuan dan dibiayi oleh Pemkot Bandung. Jadi ada subsidi tarif dan dibayar perkilometer. Jadi enggak ada yang ngetem, ada atau tidak ada penumpang, angkot harus jalan,” imbuhnya.
Lebih lanjut Fiyat memaparkan BRT dengan tenaga listrik ini ditargetkan sepenuhnya rampung pada 2027 mendatang, dengan total 21 koridor se-Bandung Raya. Mulai dari Jatinangor, Soreang, hingga Padalarang. Dimana pembangunannya secara bertahap, dimulai dari 2024 sampai selesai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Mengenai pembayaran jasa angkutan BRT, dia mengatakan skemanya sama seperti penggunaan Trans Metro Pasundan (TMP) pada saat ini, yakni melalui e-Money. Sehingga masyarakat tidak perlu lagi membawa uang tunai dalam melakukan transaksi.
“Total ada 21 koridor yang ditargetkan selesai di 2027 nanti. Untuk 2024 mungkin sekitar 3-4 koridor. Pengoperasianya dicicil, sesuai pembangunan infrastrukturnya. Ini bus listrik semua dan pembayarannya pakai tap kayak TMP. Jumlah total bus sekitar 400an untuk 21 koridor. Tapi kalau di 2024, yang 3-4 koridor itu ada sekitar 50-60 bus dioperasikan,” jelasnya.
Penulis : Ton
Editor : Maura Dzakiya
Halaman : 1 2