BANDUNG – Indonesia berupaya menekan penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) secara maksimal, dengan menerapkan lima langkah utama sebagai strategi kebijakan multilevel.
Dengan kebijakan tersebut diharapkan dapat memutuskan rantai penyebaran wabah dan melindungi perbatasan antar kota dalam negeri maupun antar negara.
Koordinator Tim Pakar Satgas PMK, Prof. Wiku Adisasmito menerangkan, lima strategi dalam penanganan PMK adalah dengan penerapan biosecurity yang ketat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hal itu dilakukan dengan melakukan desinfeksi atau dekontaminasi hewan, area, peralatan, dan manusia dari dan keluar peternakan, serta mengawasi akses pada kawasan rawan PMK.
Kemudian pengobatan bagi hewan ternak yang telah terinfeksi PMK. Pemulihan menggunakan obat-obatan dan vitamin untuk mengobati gejala klinis yang muncul, serta meningkatkan kekebalan dan stamina ternak.
“Pengujian menjadi langkah selanjutnya dari strategi penanganan PMK,” ujar Wiku dalan keterangan persnya, Senin (26/9/2022).
Untuk mengkonfirmasi virus PMK pada ternak, menurutnya
diperlukan alat pendeteksi dan pengujian menggunakan teknologi RT-PCR, yang dilakukan di laboratorium Kementerian Pertanian.
Melakukan vaksinasi terhadap hewan sambung dia, merupakan langkah berikutnya untuk pencegahan melalui sistem kekebalan hewan. Vaksinasi PMK diprioritaskan bagi ternak sehat dalam zona merah dan zona kuning.
“Pada wilayah zona hijau, diberlakukan strategi biosecurity agar kawasan tersebut bisa terus bebas PMK tanpa vaksinasi,” ucapnya.
Wiku menyebut pemotongan pada hewan terpapar PMK, merupakan langkah kelima dalam pencegahan penyakit infeksi tersebut.
Halaman : 1 2 Selanjutnya
Berita Terkait
Berita Terbaru