Bakharuddin mengatakan, membangun sebuah budaya memang tidak instan. Namun,
hal itu penting untuk terus dilakukan sehingga akan terbangun budaya tertib berlalu lintas di masa mendatang.
“Kalau tidak dimulai dari sekarang, maka tidak akan terbangun. Dan medianya tentu bukan hanya di kelas, tapi juga bisa dalam kegiatan-kegiatan lainnya,” imbuhnya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten, Dr. Tabrani, M.Pd, menyampaikan bahwa di wilayah tersebut lebih dari 70 persen pelajar SMA/ SMK menggunakan sepeda motor.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Setelah kami lakukan penulusuran, karena
menuju akses sekolah memang belum ada kendaraan umum dan yang kedua, orangtua juga melonggarkan,” ujarnya.
Oleh sebab itu, Tabrani mengapresiasi pelaksanaan diseminasi yang dilaksanakan
Jasa raharja dan Korlantas Polri guna memberikan pemahaman tentang pentingnya tertib di jalan raya.
“Ini sangat bermanfaat buat teman-teman guru untuk memberikan pemahaman, baik kepada siswa maupun orangtua siswa. Terima kasih karena Banten sudah dijadikan tempat diseminasi kegiatan ini. Mudah-mudahan ke depan juga bisa diberikan kepada para kepala-kepala sekolah,” ungkapnya.
Diseminasi Model Integrasi Pendidikan Lalu Lintas di wilayah Banten diikuti 1000 peserta yang terdiri dari para pendidik di wilayah Banten. Dalam agenda itu, mereka diberikan sejumlah materi seperti terkait etika berlalu lintas dari Korlantas Polri, pemahaman tugas dan fungsi Jasa Raharja, komitmen guru sebagai pribadi teladan dalam hal kepatuhan berlalu lintas dari pakar psikologi, paparan tentang strategi pemanfaatan Modul Pendidikan Lalu Lintas oleh Tim Pokja Dikdasmen Kemendikbudristek, implementasi penintegrasian pendidikan lalu lintas, hingga
penyusunan tindaklanjutnya.
Editor : Dhardiana
Sumber Berita : Humas Jasa Raharja Jabar
Halaman : 1 2