Lebih dari itu, Bupati menyebutkan karena perjalanan Gubernur lahir dari bawah (walikota) sehingga memahami apa yang menjadi kebutuhan tiap kabupaten/kota.
“Ketika mulai merencanakan anggaran, sebagai bentuk perhatiannya kepada kabupaten/kota, Gubernur menggelar ssbuah acara bernama ‘Kopi Darat’ dengan seluruh bupati dan walikota di Jawa Barat,” terangnya.
“Jadi bagaimana anggaran partisipatif ini muncul dari bawah dalam sebuah bentuk kopi darat. Sehingga apa yang menjadi kebutuhan kami ini, langsung tersampaikan kepada gubernur,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sementara itu, Akademisi Universitas Padjajaran Yogi Suprayogi Sugandi yang turut menjadi narasumber menyebutkan, Bupati Sumedang merupakan salah satu bupati yang inovatif.
“Ada aplikasi (penanganan) stunting yang pernah masuk ke Istana Presiden. Dan ini merupakan salah satu ciri collaborative government. Artinnya kolaborasi yang dilakukan bukan hanya Pemprov saja, tapi kabupatennya juga bergerak. Bahkan sampai ke perguruan tinggi,” ucapnya.
Menurutnya, hal tersenut merupakan langkah tepat yang dilakukan oleh seorang pimpinan di kabupaten.
“Saya rasa ini sebuah langkah yang baik dilakukan oleh Bupati Sumedang. Kolaborasi-kolaborasi seperti ini yang sebetulnya menurut saya baik,” pungkasnya.
Penulis : Adi
Editor : Dhardiana
Halaman : 1 2